Rabu, 09 April 2008

Kurang Tidur Bisa Naikkan Berat Badan






ORANG yang kurang tidur ternyata mempunyai kecenderungan menjadi gemuk dibandingkan yang memiliki jumlah jam tidur berlebih. Kenapa?

Menurut sebuah penelitian, istirahat ekstra pada malam hari adalah kunci mengurangi berat badan dan melawan kegemukan. "Tidur ekstra kemungkinan cara yang tepat untuk melangsingkan tubuh," kata Karine Spiegel, seorang neuroscientist, seperti yang ditulis untuk organisasi publik biologis, medis, dan riset kesehatan publik.

Kebiasaan makan dan kurang berolahraga adalah salah satu peran penunjang dalam masalah kegemukan. Namun, menurut Spiegel, sebanyak 30 survei yang dilakukannya diberbagai negara menunjukkan kurang tidur menjadi salah satu penyebab meningkatnya berat badan, baik itu pada usia anak-anak maupun dewasa.

Studi pertama kali yang dilakukan pada 1992 ini menunjukkan, permasalahan tersebut lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Menurut dia, peningkatan penderita obesitas di Amerika pada pertengahan ke-20 rata-rata karena kurangnya tidur. Hal ini didasarkan pada jawaban para koresponden yang dimintai keterangan dalam survei.

"Ada dua hormon penting diproduksi pada malam hari yang mengatur nafsu makan," katanya, yakni grehlin membuat kita lapar. Dengan begitu, membuat metabolisme melambat dan berkurangnya kemampuan dalam membakar lemak dalam tubuh.

Sementara itu, leptin adalah protein hormon yang diproduksi jaringan lemak yang berfungsi mengendalikan cadangan lemak. "Kita telah membuktikan kurangnya tidur (2-4 jam sehari), mengakibatkan kehilangan 18 persen leptin dan tambahan 28 persen grehlin," ujarnya.

Perubahan hormonal akan membuat kita lapar dan hal itu menjadi suatu masalah yang cukup merugikan untuk urusan bobot tubuh ini. Kebanyakan bila kita lapar, orang-orang akan lebih memilih untuk mengemil dan itu menjadi sebuah masalah besar. Biasanya untuk ngemil kita cenderung mengonsumsi makanan, seperti biskuit, kue, kacang-kacangan, juga makanan yang mengandung gula berlebih.

Kehilangan istirahat mengakibatkan bertambahnya rasa ingin makan sekitar 23-24 persen. Hal itu, menurut Spiegel, bila terjemahkan akan ada penambahan sekitar 350-500 kali kalori perharinya. "Untuk anak-anak dan orang dewasa bila ingin memiliki berat normal, bisa menganalisis hal tersebut," ujarnya. Yang jelas, kurangi istirahat membuat tubuh kehilangan keseimbangan dalam mengatur dua hormon penting dalam tubuh. Kurang istirahat bukannya membuat keseimbangan, melainkan ketidakstabilan di dalam tubuh.

Sebuah kajian yang dipublikasikan di Washington pada Februari lalu juga menunjukkan anak-anak yang kurang tidur menghadapi masalah kegemukan lebih besar daripada anak-anak yang mendapatkan istirahat cukup. Menurut analisis epidemiologikal yang dilakukan Johnny Hopkinson dari Fakultas Kesehatan Bloomberg, tidur atau istirahat ekstra dapat mengurangi risiko kelebihan berat badan pada anak-anak sebanyak 9 persen.

"Sangat jelas perbedaannya bagi anak-anak kurang mendapatkan istirahat akan memiliki kecenderungan peningkatan berat badan sebanyak 92 persen lebih tinggi dari anak cukup tidur," ujarnya, seperti diterbitkan dalam jurnal Obesity.

"Untuk itu, keinginan tidur yang berlebih pada anak adalah investasi penting bagi kehidupannya pada masa datang, bukan sebaliknya," tambah Youfa Wang, peneliti senior dalam penelitian ini.

Para peneliti juga menerbitkan 17 hasil dari penelitiannya. Semua membuktikan kalau lamanya tidur sangat berpengaruh terhadap obesitas pada anak-anak. Beberapa peneliti memuji anak di bawah lima tahun yang memiliki waktu istirahat sebanyak 11 jam sehari. Selain itu, para peneliti menganjurkan anak yang berusia lebih dari lima tahun harus memiliki waktu sekitar 10 jam per harinya untuk tidur. Untuk anak yang lebih tua, hanya membutuhkan waktu tidur sekitar sembilan jam sehari.
(Sindo Sore//tty)

(www.okezone.com)

Tidak ada komentar: